Minggu, 15 Mei 2016

Pergeseran Budaya Batik di Indonesia

BATIK MASA KUNO DAN MASA MODERN
Batik adalah salah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal yaitu yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah perwarnaan sebagian dari kain.
Seni pewarnaan kain dengan teknik pewarnaan menggunkan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Di Indonesia, sudah  ada semenjak zaman Majapahit dan menjadi sangat populer akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad ke-20 dan batik cap baru dikenal  setelah Perang Dunia I atau sekitar 1920-an.
G.P. Rouffaer melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulakan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.

      Batik Pada Masa Kuno
Batik motif parang merupakan pola yang dipakai oleh para bangsawan pada masa kuno. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama.
Pekerjaan membatik pada masa kuno adalah pekerjaan eksklusif bagi perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana dibeberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Beberapa motif batik dapat menunjukan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif tradisional hanya dipakai oleh keluarga Kraton Yogyakarta dan Surakarta. Motif seni batik kraton (Surakarta dan Yogyakarta) banyak yang mempunyai arti filosofi, sarat dengan makna kehidupan. Motif kuno seperti motif Panji dan Gringsing (Abad ke-14), Kawung yang diciptakan Sultan Agung (1613-1645), dan Parang, serta motif anyaman seperti Tirta Teja.

      Batik Masa Post-Modern
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.
Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung, atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru.

      Batik Masa Modern
Pada awalnya baju batik kerap dikenakan pada acara-acara resmi untuk menggantikan jas. Tetapi dalam perkembangannya pada masa orde baru baju batik juga dipakai sebagai pakaian resmi siswa sekolah dan pegawai negri (batik Korpri) yang menggunakan seragam batik pada hari Jumat.  Perkembangan selanjutnya batik mulai bergeser menjadi pakaian sehari-hari terutama digunakan oleh kaum wanita.
Selain itu pergeseran di masa modern sekarang ini, contoh batik yang sudah dikenal sebagian besar masyarakat Solo adalah event Solo Batik Carnival. Didalam even Solo Batik Carnival ini bukan termasuk budaya batik, melainkan ajang pengenalan batik kepada masyarakat dengan batik yang dikemas lebih modern dalam upaya mempertahankan budaya Batik. Untuk batik sendiri termasuk budaya batik di Indonesia, tetapi berbeda dengan even Solo Batik Carnival. Even Solo Batik Carnival ini, sebuah even tahunan yang diadakan pemerintah kota surakarta. Dalam even ini, peserta menggunakan batik yang dikemas sendiri untuk dijadikan kostum yang digunakan sesuai tema, SBC setiap tahun juga mempunyai tema berbeda, jadi dalam pembuatan kostum batik tentunya berbeda-beda dari kekreativitasan pembuatnya.
Karnaval Batik Solo atau Solo Batik Carnival (SBC) adalah sebuah even tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum. Para peserta karnaval akan membuat kostum karnaval dengan tema-tema yang di tentukan. Sesuai perkembangan zaman lama-kelamaan terjadi pergeseran dimasyarakat, ajang pengenalan batik di kalangan masyarakat ini sudah bukan menjadi ajang pengenalan dan juga bukan tradisi, melainkan event ini dikalangan masyarakat hanya sebagai ajang hiburan saja.

























Tidak ada komentar:

Posting Komentar